Siang ini 18 Desember 2014, dalam sebuah ruangan kecil berbentuk persegi panjang, beberapa orang bijak sedang bekerja menyelesaikan langkah sebuah sistem pencetak nilai, hal ini dimulai ketika kurikulum mulai d gulirkan dari atas singgasana menuju kebawah dengan kecepatan maksimal, aku duduk di sini mengawasi dengan seksama dari sebelah bangku penuh musik dan perhitungan.
Rasa curigaku mulai muncul ketika kotak ajaib di dengungkan, ada beberapa pasang mata an mulai menelsik kedalam relung hatinya, inikah jalan nilai yang begitu rumit dan menghasilkan insan cendekia?bukan berarti mereka apatis, apa lagi pesimis. Mereka selalu optimis menghadpi semua kebijakan, tak terkecuali kurtilas yang menyanyi riang di bawah kata "ikhlas beramal", tak berhenti sampai disitu kawan, hal ini berkembang ke mantra-mantra magis penuh arti yang timbul ketika sebelum dan kurtias berjalan.
Dua mantra tersebut adalah "Ngaji" dan "dzikir", mantra pertama yaitu ngaji, dalam bahasa Indonesia berarrti menuntut ilmu dalam bidang agama, namun dalam kesempatan ini ada beberapa perbedaan yang mencolok, ngaji diartikan seagai Nga=ngarang- ji=biji, ngaji berarti digunakan sebagai simbol untuk beberapa orang bijak yang kebetulan sudah menguasai kurtilas menyelesaikan pekerjaan mereka. Mantra selanjutnya adalah dzikir, secara istilah artinya mengingat Tuhan, hampir sama dengan mantra yang pertama ini berbelok arti menjadi 'dikir'=dikiro-kiro, dalam Bahasa Indonesia = diperkirakan.
dan aku ingin pergi, dari pada aku kena mantra!!
#blokosuto
Wah keren sekali tulisannya, aku suka. Kamu hobi baca buku? Butuh rekomendasi novel menarik.
BalasHapusBaca dulu ulasan dari MantuIdaman Blog berikut
- Alias Harga Untuk Sebuah Kematian
- Antologi Fiksi Suker
- Kau Begitu Sempurna
- Novel MR Innocent
Salam hangat, dari
Latifah