Hai, teman sebelum kalian membaca konsep dasar Antropologi, terlebih dahulu kalian membaca sekilas tentang Antropologi .. https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi ,, Enjoyed..
1.
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Antropologi
Anthropology berarti “ilmu tentang
manusia”, dan adalah suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu
digunakan dalam arti yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”
(malahan pernah juga dalam arti “ilmu anatomi”).
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari
segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah
istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos.
Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
B. Cabang Ilmu
Antropologi
C. Konsep Antropologi
1. Kebudayaan (culture)
Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada
tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan
menurut versi yang berbeda-beda. Kebudayaan adalah konsep yang paling esensial
dalam antropologi budaya dan semua konsep-konsep yang lain dalam antropologi
budaya pasti berkaitan dengan kebudayaan. Oleh karena itu konsep kebudayaan
perlu mendapat perhatian khusus.
2. Unsur Kebudayaan
Satuan
terkecil dalam suatu kebudayaan disebut unsur kebudayaan atau ”trait”.
Unsurunsur kebudayaan mungkin terdiri dari pola tingkah laku atau artefak. Tiap
kebudayaan mungkin terdiri dari gabungan antara unsur-unsur yang dipinjam dari
masyarakat lain dan yang ditemukan sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan.
3. Kompleks Kebudayaan
Seperangkat unsur kebudayaan yang mempunyai keterkaitan fungsional satu dengan
lainnya disebut kompleks kebudayaan. Sistem perkawinan pada masyarakat
Indonesia adalah sebuah contoh kompleks kebudayaan.
4. Enkultrasi
Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam
kebudayaan masyarakatnya sendiri.
5. Daerah Kebudayaan (culture area)
Adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing) unsur-unsur
dan kompleks-kompleks kebudayaan tertentu yang sama.
6. Difusi Kebudayaan
Adalah
proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan ke
daerah kebudayaan lain.
7. Akulturasi
Adalah
pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang
berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu yang panjang.
8. Etnosentrisme
Adalah
sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan
bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang
lain.
9. Tradisi
Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau kepercayaan
yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dalam
kurun waktu yang panjang disebut dengan tradisi.
10. Relativitas Kebudayaan
Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada
kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam
kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.
11. Ras dan Kelompok Etnik
Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering
dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam
unsur biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur
fisikal yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik
adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan
identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku
yang sama, dan unsur-unsur budaya lainny yang secara nyata berbeda dibandingkan
kelompok-kelompok lainnya.
D. Pendekatan Antropologi
Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama
antropologi adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut 3
macam pendekat utama yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi.
1. Pendekatan holistic
Kebudayaan dipandang secara
utuh (holistik). Pendekatan
ini digunakan oleh para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari
kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan,
setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan
tersebut. Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah,
geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi
(simpulan) tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu
masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan
baik semua lembaga (institusi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan.
2. Pendekatan komparatif
Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan pendekatan
yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat yang belum
mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering
mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan utama. Pertama, mereka yakin
bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di
sebanyak mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka
lebih mudah mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang
relatif homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks.
Masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan
laboratorium bagi para ilmuwan antropologi.
3. Pendekatan historic
Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik
mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada
ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi
tertarik pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan
setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus.
E.
Fungsi dan Tujuan Antropologi
Antropologi
pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan
pendekatan Antropologi. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mempelajari sejarah terjadinya dan perkembangan manusia
sebagai makhluk biologis.
2.
Untuk mempelajari sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia
diseluruh dunia dan penyebarannya.
3.
Untuk mempelajari masalah terjadinya persebaran dan perkembangan
berbagai kehidupan diseluruh dunia.
4.
Untuk mempelajari masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan
manusia dari suku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.
F.
Teori Dalam AntropologI
1. Teori Evolusi Deterministrik
Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam
antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan
(1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan)
universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Menurut
teori ini setiap kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan fase-fase yang
sudah pasti.
2. Teori Partikularisme
Pada awal abad
ke-20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan berkembanglah pemikiran
yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut dipelopori oleh Franz
Boas (1858-1942) yang kemudian disebut teori partikularisme historik. Boas
tidak setuju dengan teori evolusi dalam hal asumsi tentang adanya hukum
universal yang menguasai kebudayaan manusia. Ia menunjukkan betapa sangat
kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya bahwa terlalu prematur merumuskan
teori yang universal.
3. Teori Fungsionalisme
Teori ini
dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama
Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk
mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi
berperanserta (participant observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme,
yang berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang
berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut terdapat. Dengan kata
lain, pandangan fungsional atas kebudayaan menekankan bahwa setiap pola
tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari
kebudayaan suatu masyarakat, memerankan fungsi dasar di dalam kebudayaan
yang bersangkutan.
G.
Metodologi Dalam Antropologi
Banyak
metode yang dipergunakan oleh ilmuwan antropologi untuk mengembangkan aturan
konsep, generalisasi, dan teori, tetapi baru beberapa yang telah mempunyai
aturan konsep, baku, sedangkan yang lainnya lebih bersifat tradisi-tradisi
khusus.
1. Kelangkaan metode
yang baku
Antropologi adalah ilmu yang relatif masih muda, sehingga belum berhasil
mengembangkan metode-metode penelitian yang jelas dan sistematik. Dalam
tulisan-tulisan etnografis dapat dilihat terlalu sedikitnya perhatian para
penulis pada metode penelitian.
2. Participant observation
Jika seorang
ilmuwan antropologi sedang melakukan penelitian tentang suatu kebudayaan, maka
ia hidup bersama orang-orang pemilik kebudayaan tersebut, mempelajari bahasa
mereka, ikut aktif ambil bagian dalam kegiatan sehari-hari masyarakat
(komunitas) tersebut.
3. Indepth interview (wawancara mendalam)
Wawancara mendalam (indepth interview) biasanya dipergunakan bersama-sama
(kombinasi) dengan observasi mendalam berperanserta. Wawancara dilakukan secara
informal dan non-sistematik. Jika ilmuwan sosiologi memilih secara acak (random) subyek yang diwawancarai, maka ilmuwan
antropologi mewawancarai orang-orang yang telah kenal baik dan mempercayainya,
atau oran-orang yang ia pandang dapat memberikan informasi yang akurat dan
rinci tentang berbagai aspek kebudayaan yang diteliti.
4. Upaya memperkecil
kesalahan
Informasi yang ia peroleh dari berbagai subyek
seringkali berbeda-beda atau bahkan saling bertentangan. Para ilmuwan
antropologi berusaha meminimalkan kesalahan pada data mereka dengan jalan
mengulang-ulang observasi atau wawancara, dan dengan melakukan ’cross-check’ dengan informan lain apabila mereka
menemukan informasi yang bertentangan.
5. Kecendrungan
menggunakan metode tradisional
Para ilmuwan
antropologi hanya sedikit menggunakan kuesioner tertulis, terutama karena
sebagian besar subjek mereka buta aksara. Walaupun para ilmuwan
antropologi semakin banyak mempelajari kelompok-kelompok masyarakat
modern, tetapi mereka cenderung tetap menggunakan metode-metode antropologi
tradisional.
2.
KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI, TRADISI DAN BAHASA DI
INDONESIA
a. Budaya
Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan &
rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam
kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.
Budaya
Tarian Indonesia
b. Agama
Menurut Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang
suci. Agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha, dan Konghucu.
Lima agama yang diakui
di Indonesia
c. Religi
Menurut
Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi berasal dari bahasa latin religio yang
berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat. Religi adalah
kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai yang
meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya.
Upacara Tawur Agung
Seorang Pinandita memercikkan air suci kepada seorang umat Hindu pada upacara
Tawur Agung menjelang Nyepi di Pura Agung Wana Kerta Jagatnatha, Palu, Sulawesi
Tengah
d. Tradisi
Tradisi ( Bahasa Latin: traditio, “diteruskan” ) atau kebiasaan, dalam
pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang
paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari
generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa
adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Contoh tradisi di Indonesia:
Tradisi Rambu Solo
(pemakaman mayat orang Hindu) di Toraja.
Tradisi Sekaten di
Yogyakarta
d. Bahasa
Bahasa adalah penyambung komunikasi antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya. Hampir tiap daerah mempunyai bahasa daerah sendiri-sendiri
dan biasanya disertai dengan logat atau dialek yang berbeda-beda. Hal itu
menunjukkan ciri khas masing-masing daerah. Tetapi sebagai bahasa pemersatu
antar daerah yaitu bahasa Indonesia atau bahasa nasional yang sebagian besar
masyarakat Indonesia mengetahui bahasanya. Indonesia mempunyai keragaman bahasa
seperti bahasa Jawa, bahasa sunda, bahasa Sasak, bahasa Bali, bahasa Madura,
dan sebagainya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan
seluruh rakyat Indonesia.
Sumber:
·
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia Ilmu gosip,
dongeng, dan
lain-lain. Jakarta: PustakaUtama Grafiti.
·
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa.
Jakarta: Balai Pustaka.
·
Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia.
Jakarta: Djambatan.
·
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta:
Rineka Cipta.
· Supriyanto S.pd, “Antropologi”. 12 Desember 2015. http://www.sman1praya.sch.id/download/al14.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
sumber copyright
Tidak ada komentar:
Posting Komentar